shiddiqstory

Kamis, 11 Agustus 2016

Rahman Arif Pasaribu Marvelous Generation




       Pertemuan yang paling berharga adalah, ketika bersama saling berbagi, memberikan semangat dan motivasi, susah, sedih, tawa, dan bahagia dirasakan bersama. Tidak  bisa dipisahkan oleh jarak dan waktu. Itulah persahabatan yang kini telah tertanam oleh Marvelous Generation.
 1 Agustus 2016,,, ini adalah hari kesedihan bagi seluruh sahabat Marvelous Generation, betapa tidak, diwaktu yang sebenarnya adalah kebahagiaan mereka karena sudah menyelesaikan pendidikan di Pondok Modern Al Jauhar Duri harus merasakan kesedihan yang teramat dalam. Rahman Arif Pasaribu salah satu sahabat terbaik mereka harus pergi terlebih dahulu meniggalkan dunia ini untuk selama-lamanya, setelah beberapa bulan melawan sakitnya, hingga akhirnya ia harus menyerah, menyerah bukan karena ia kalah, karena waktu yang sudah menyerah melihat semangat Rahman, waktu ingin melihatnya frustasi dan sedih karena sakitnya, tetapi itu tidak terlihat dari wajah Rahman hingga waktu mengatakan selesai. Sebenarnya ini bukanlah waktu untuk mengingat kesedihan yang sudah terjadi, tidak ada yang perlu disesali, karena Allah SWT sudah menuliskan di catatan takdir makhlukh-Nya. Marvelous Generation Alumni PM Al Jauhar tahun 2016 adalah sebuah keluarga baru yang tidak akan pernah terpisahkan oleh ruang dan waktu, kini mereka kehilangan teman dan sahabat terbaik untuk selama-lamanya.
Persahabatan tidak pernah bisa dihapus oleh waktu disaat segalanya saling mengikat dan menghubungkan layaknya garis Kathulistiwa yang menjulur kepenjuru Dunia menandakan ia menjadi penengah. Rahman Arif adalah teman yang sangat baik, rajin dan penuh tawa. Hari-harinya ia lalui penuh mimpi dan ambisi, yah,, ambisi untuk menjadikan Generasinya terbaik. Bukti kentalnya persahabatan Rahman, disaat sakit melandanya, ia  berjuang keras untuk sembuh melawan rasa sakit. Ingin melihat tawa dan canda sahabat dan keluarga barunya di Al Jauhar. Sakitnya berawal dari rasa sayang kepada Ibu, sosok yang menjadikan dirinya tangguh, ketika sakit itu mulai menjarah tubuhnya, Rahman ditanya oleh Ibunya “ Rahman sehat”
“ Alhamdulillah sehat bu” jawab rahman
   Padahal ketika itu rasa sakitnya mulai mengganggu aktivitasnya, tetapi karena tidak ingin menyusahkan kedua Orang tuanya, akhirnya ia simpan. Tetapi ia tidak pernah tahu akan menjadi lebih parah ketika sakit itu disembunyikannya sendiri dan menjadi temannya hingga akhir nafasnya. Itulah Rahman,,, karena kasih sayangnya,, pribadi yang baik, pendiam, penuh tawa tidak pernah berhenti kehabisan akal untuk membuat orang-orang disekitarnya terhibur. Sosok yang rajin tidak pernah marah, ketika teman-teman membuat kamar kotor, Rahman adalah sahabat yang paling sering membersihkan kamar.
`   Kita tidak pernah tahu kapan ajal menjemput, yang pasti ia akan datang dan tanpa memberi tahu. Rahman,,,, ketika sakitnya perlu perawatan intens, ia harus dirawat penuh perhatian khusus, yang ada dalam benaknya adalah “ kapan kembali ke pondok”. Ini adalah kalimat yang selalu ia ucapkan kepada Ayahnya. Kapan kembali kepondok. Ia ingin bertemu sahabat-sahabatnya, keluarga barunya yang membuat hidupnya penuh warna, tawa, dan bahagia.
Ada kejadian yang membuat hati ini terharu, disaat belum menemukan perubahan yang  positif dari penyakitnya, Rahman memaksakan diri untuk bertemu dengan Guru dan sahabat-sahabatnya. Tentu Ayahnya tidak mengizinkan, melihat kondisi yang melemah, tubuh Rahman harus terbaring dikasur tidak bisa bergerak kecuali dengan bantuan orang lain. Tangan dan kakinya kaku, pandangannya kosong, sedangkan tubuhnya semkain mengecil termakan penyakit, hanya 1 yang tidak berubah disaat sakitnya semakin parah. Persahabatan,,, yah,, persahabatan yang kental, ia ingin melihat tawa teman-temannya, Ia ingin bercanda bersama teman-temannya, ia ingin mewujudkan mimpi bersama sahabat-sahabat yang ia cintai. Ia ingin meraih 100 mimpi-mimpi yang telah ditulis dalam catatan hariannya bersama Marvelous Generation. Itu yang tidak pernah pudar, apa pun kondisinya saat itu, tubuh yang mengecil, pandangan kosong tanpa makna sekalipun, ia bersikukuh untuk datang ke Pondok Modern Al Jauhar. Tempat yang telah menjadi bagian dalam hidupnya, tempat yang menjadi catatan terbaik dalam perjalanannya selama ini.
Melihat keinginan Rahman yang tidak bisa diwakili oleh hal apa pun kecuali datang ke Jauhar, Ayahnya terpaksa memenuhi keinginannya. Perlu di catatat, tempat tinggal Rahman Arif berada di Sumatra Utara, sedangkan dari Sumatra Utara ke Duri, Riau membutuhkan 1 hari perjalanan. Ini benar-benar memakan waktu dan tenaga yang banyak, tapi tidak menjadi halangan bagi Rahman, ditengah kondisi tubuh yang melemah. Pondok,,,,, mungkin menjadi obat yang terbaik pikir Ayahnya dalam hati.
Sampainya ditempat, seluruh sahabat-sahabatnya menyambutnya penuh haru, tangis yang tersimpan dari senyum-senyum mereka. Mereka sedih dan tidak sanggup melihat kondisinya. Karena tidak ingin Rahman sedih melihat sahabat-sahabatnya bercucuran air mata. Rahman senang, bahagia ini bagian dari mimpinya untuk melihat sahabat-sahabatnya. Kedatangannya di Pondokpun disambut oleh seluruh santri dan Guru-guru, ternyata keingian Rahman untuk datang ke pondok dilihat guru-gurunya adalah moment terakhir yang dia saksikan. Waktu itu adalah waktu terakhir dia memijakkan kakinya di Pondok Al Jauhar tercinta. Rahman, kau bisa sembuh!!!
Seluruh teman-teman memberikan motivasi kepada Rahman, agar dia memiliki ruh baru untuk bangkit, memiliki semangat baru untuk bisa sembuh. Bagi Rahman itu bukanlah prioritas ,,,,,, yang paling penting adalah bisa melihat wajah-wajah sahabat terbaiknya, melihat senyum sahabatnya yang tidak akan pernah dia lupakan.
Ramadhan adalah waktu terbaiknya saat itu, Ramadhan terakhirnya. Karena jiwa persahabatan yang sudah melekat dalam diri, meskipun sudah menjadi alumni, mereka tetap menjenguk Rahman. Seluruhnya menganggap Rahman adalah keluarga, sahabat yang tidak bisa dipisahkan dalam perjalanan Marvelous sampai saat ini. Ada pengalaman yang penulis temukan ketika ikut menjenguk Rahman. Seperti yang sudah kita gambarkan keadaan Rahman, bagian tubuh sebelah kiri tidak bisa digerakkan, tapi bukan struk.  Rahman belum cukup tua untuk struk kata dokter. Ini penyakit yang belum keluarga Rahman temukan. Tetapi yang membuat penulis takjub adalah, kesungguhan, semangat, dan tidak pernah menyerah diperlihatkan Rahman dan keluarganya, tidak terlepas sahabatnya yang ikut mencarikan alternatif agar dia bisa sembuh kembali.
        Ditengah kondisi yang sulit, Ayah Rahman masih bisa tersenyum menemani Rahman sepanjang waktu. Tentu doa Ibunya yang selalu terucap setiap sujud. Rahman,,, yah,,,,, sosok yang tangguh, Rahman benar-benar tangguh. Lidah yang susah sekali untuk berbicara, tidak mampu Rahman berbicara jelas, tetapi selalu menjawab dan mengikuti apa yang diminta temannya, seperti bertanya. “Rahman ,, ini siapa” ??? “ jasmaadhii”  jawab Rahman kesulitan.. ketika diminta untuk menggerakkan kakinya sebelah kiri, ia kesulitan tetapi berusaha untuk menggerakkan. Tangguh,,,,,, Rahman benar-benar tangguh, sabar menghadapi cobaan yang Allah SWT berikan. Sangat terlihat jelas, jika pembaca berada disamping Rahman,,, ia benar-benar ingin sembuh,,, ingin sembuh untuk bisa bersama dengan teman-temannya. Ia benar-benar menyayangi sahabatnya.
Rahman sangat menyayangi guru-gurunya, ini bukanlah opini belaka. Lagu perpisahan Marvelous tentang guru, adalah ciptaan rahman Arif. Ia mencurahkan kasih sayangnya melalui  bait-bait lagu. Ketika Ayahnya menanyakan Rahman sebelum ke pondok “ siapa guru yang paling kau sukai??”
“ Semua!!!” jawab Rahman tanpa ragu
      Rahman mengetahui dan merasakan betapa besarnya jasa seorang Guru bagi dirinya hingga saat ini. Ia merasakan betapa hebatnya sosok guru yang tidak pernah lelah mendidik dirinya. Rahman selalu berdoa agar apapun kebaikan yang akan Allah berikan kepadanya, ia selalu meminta agar gurunya yang merasakan dahulu, dan jika kesulitan yang akan Allah berikan, maka dia meminta agar dirinya terlebih dahulu merasakannya. Mungkin ketika Rahman sakit, dan mengetahui betapa sakitnya yang ia derita membuat dirinya menyerah. Ia meminta agar menimpakan semua penyakitnya dan tidak ingin sahabat-sahabatnya merasakan apa yang sekarang ia rasakan. Rahman,,, ketika dijenguk oleh teman-temannya, tidak pernah sekalipun memperlihatkan bahwa dirinya sedang kesulitan. Sama sekali tidak pernah. Disaat seluruh temannya datang ia selalu memperlihatkan ketangguhan dirinya, menyampaikan secara tersirat bahwa yang ia rasakan tidak perlu di tangisi oleh sahabat-sahabatnya.  AKU TIDAK APA-APA SAHABATKU!!!!!
Meskipun kini Rahman sudah tiada,,,,,, yakinlah dalam diri kalian akan selalu merasakan cintanya, kentalnya persahabatan yang selama ini menjadi darah daging dalam dirinya.
    Ayah Rahman : Rahman Arif meningga bukan karena operasi, tetapi karena kondisi fisiknya yang semakin melemah. karena perjalanan jauh dari Duri-Sumut. dan bahkan diakhir nafasnya, ia selalu bertanya kepada saya, " ayah,, kapan ke pondok?" itu berkali-kali Rahman ucapkan kesaya.
     Benar-benar membuat hati ini terharu, betapa tidak,,, Rahman masih memiliki segunung motivasi untuk bisa bersama kembali dengan sahabat-sahabatnya.tidak peduli bagaimana kondisinya, yang ada dalam benaknya hanyalah kembali ke pondok. Rahman meninggal bukan karena gagal nya pengobatan atau karena operasi, tetapi akibat kelelahan di perjalanan yang sangat jauh. 1 hari jarak antara Duri-Sumut. artinya,, selain Tadir yang sudah menentukan bahwa ajalnya akan berakhir ketika itu, tetapi ada yang perlu Kita garis bawahi, bahwa sampai akhir hayatnya pun, ia masih ingin bersama sahabat-sahabatnya, bahkan ia meninggal karena lelahnya perjalanan menuju tempat sahabt-sahabatnya belajar. ini adalah perjuangan yang sangat menakjubkan.  yang ada dalam benaknya, sahabat, pondok, sahabat, pondok,,,, perjuangan yang besar bagi Rahman. jelas ini membuat siapapun Sahabat Marvel terpukul dengan kepergiannya.



sahabatku,,,,, meskipun aku nanti tidak bisa bersama kalian, tapi yakinlah,,, jiwa ini selalu bersama Marvelous Generation. kalian adalah sahabat terbaikku yang Allah utuskan untuk bisa menemaniku hingga sampai sekarang ini. sahabatku,, sakitku ini tidak membuat diriku menyerah,, waktulah yang menyerah karena aku tidak pernah mengeluh dengan sakit yang kuderita. kalian harus bisa mewujudkan mimpiku teman,,,,,,! mimpiku adalah melihat kalian bahagia. Jadilah Biru yang mewarnai dan memberikan kesejukan. Kita pernah mengatakan dan bermimpi untuk menjadikan gerakan Kita berkah bagi orang lain. bukankah Kita  pernah berikrar tentang nama Kita.

Marvelous Generation adalah sebuah nama yang memiliki ribuan makna yang didalamnya terdapat untaian mutiara kehidupan dan menggoreskan kobaran api yang membara pada semangat dan asa yang tidak akan pernah sirna.
Jernihnya Biru bagaikan Samudra yang membentang luas mengarungi Benua melambangkan kebersamaan tiada pembatas dalam menghadapi gemuruh ombak yang menerjang bagi Peradaban Qur`ani dan Islami.
Dan Jernihnya Biru bagaikan langit yang menjadi pelindung  bagi Jagat Raya melambangkan keberanian dalam menegakkan kebenaran dan menumpas kebatilan.
Dan  Jernihnya Biru bagaikan Garis Kathulistiwa yang menjadi satu penghubung melambangkan sosok pemimpin yang bersikeras dalam menjalin tali persaudaraan insan demi tercapainya masyarakat madani.
 Dan Biru, bagaikan bola dunia melambangkan suatu tekad yang bulat menyatukan niat dengan kekuatan doa yang selalu menjaga nama baik bangsa. !!!!
kini tibalah saatnya Sang Biru mengukir tinta emas,!!!!!
Sang Biru mengukir sebuah Sejarah,,!!!!!
Sang Biru mengukir sebuah nama yang di kemas sederhana memiliki ribuan makna yang berharga.

    Bukankah Kita telah menyampaikan ikrar  dengan lantang dan penuh semangat sahabatku,,,, teruskanlah perjuanganku dengan semangat kalian yang melambung tinggi bak gunung yang menjulang, luas bak samudra yang terbentang, sahabtku,,,  jadilah sang biru yang memiliki semangat juang ,,,, aku harus istirahat lebih lama, meninggalkan kalian .......

    Ini adalah curahan hati Rahman yang ia sampaikan melalui bait-bait lagu, bukti cintanya kepada Guru-guru di Pondok Modern Al Jauhar, karena selama ia belajar, semua yang ia dapatkan tidak pernah lepas dari peran Guru yang hebat.

                                                                    GURUKU
Dikalaku duduk sendiri 
tiada yang menemani
tiada bulan dan bintang
yang menghiasi malam
       semua jasamu guru
       tak kan mampu kubalaskan
       semua yang telah kau berikan
       tak kan pernah kulupkan
betapa mulia jasamu guru,,,
  disetiap malam gelapku
  kau hadir membawa cahaya
  kau telah mendidik kami
  menjadi insan yang berbakti

      Lagu inipun yang dinyanyikan oleh sahabat-sahabat Rahman ketika Khataman Santri Akhir,  mereka menyanyikan dengan penuh deraian air mata, tidak sanggup merasakan kesedihan mereka,  kehilangan sahabat yang seharusnya berada di sekeliling mereka untuk menyanyikan bersama, tanda cinta mereka kepada Sang Guru.
Persemayaman terakhir Almarhum,,,
detik-detik di akhir Almarhum



masa kecil Almarhum


 Ibu yang tidak pernah berhenti mendampingi
 di Detik-detik terakhir Almarhum 


Doa sahabat yang tidak pernah putus,

ayah yang tangguh,,,,,,,engkau telah memiliki anak yang baik.
Allah akan memberikan tempat terbaiknya,

sakitmu menggugurkan dosa-dosamu sahabatku




Add caption

tangguh,,,,,,!

Prestasimu telah tergores dalam catatan Marvelous

Almarhum  diacara lomba maraton

Alamrhum ketika masih sehat dan mengikuti kegiatan Pondok

Sahabat untuk selamanya

Agung, Adi, Almarhum, Danil, Zaki

Yofi, Almarhum,Aa` Rifa`i

tidak ada lagi tawamu setelah hari ini.

Mahmuda : Kami menyayangimu !!! doa kami untukmu sahabat!!

Siis Kurniawan ,Almarhum, Atmunadi

Almarhum  ketika reuni dengan teman-teman SD
bukti bahwa kentalnya jiwa persahabatannya

Marvel :Catatanmu sudah ada dalam hati kami Rahman !!!!

Almarhum telah menciptakan lagu perpisahan untuk sahabat
Marvelous Generation

Neymar adalah salah satu idolanya di olahraga kulit bundar

SELAMAT JALAN SAHABAT TERBAIK KAMI
Khataman Marvelous Generation Alumni Jauhar Tahun
2016




Mahmuda, Heri, Zaki, Almarhum, Adi
kita tetap bersama,, teman!!!

ini adalah catatan kecil tentang Almarhum, untuk mengenal sosok yang tangguh dan penyabar ini.
Marvel telah kehilangan sahabat terbaik. sahabat Marvelous sagat menyayangi almarhum, tetapi Allah lebih menyayanginya, kasih sayang Allah mengalahkan kasih sayang siapapun. 
selamat jalan sahabat terbaik kami,,,,,,!!!!!




Marvelous Generation 616 : kepada pembaca dimanapun berada, kami mewakili Ahlul Bait, jika ada hutang Almarhum yang harus dibayar, bisa disampaikan ke kami, dan jika selama Almarhum  bergaul dengan Pembaca memiliki kesalahan tutur kata dan sikap, maka kami dengan sangat berharap untuk memaafkan Almarhum. JAZAKMULLLAH 

       Pertemuan yang paling berharga adalah, ketika bersama saling berbagi, memberikan semangat dan motivasi, susah, sedih, tawa, dan bahagia dirasakan bersama. Tidak  bisa dipisahkan oleh jarak dan waktu. Itulah persahabatan yang kini telah tertanam oleh Marvelous Generation.
 1 Agustus 2016,,, ini adalah hari kesedihan bagi seluruh sahabat Marvelous Generation, betapa tidak, diwaktu yang sebenarnya adalah kebahagiaan mereka karena sudah menyelesaikan pendidikan di Pondok Modern Al Jauhar Duri harus merasakan kesedihan yang teramat dalam. Rahman Arif Pasaribu salah satu sahabat terbaik mereka harus pergi terlebih dahulu meniggalkan dunia ini untuk selama-lamanya, setelah beberapa bulan melawan sakitnya, hingga akhirnya ia harus menyerah, menyerah bukan karena ia kalah, karena waktu yang sudah menyerah melihat semangat Rahman, waktu ingin melihatnya frustasi dan sedih karena sakitnya, tetapi itu tidak terlihat dari wajah Rahman hingga waktu mengatakan selesai. Sebenarnya ini bukanlah waktu untuk mengingat kesedihan yang sudah terjadi, tidak ada yang perlu disesali, karena Allah SWT sudah menuliskan di catatan takdir makhlukh-Nya. Marvelous Generation Alumni PM Al Jauhar tahun 2016 adalah sebuah keluarga baru yang tidak akan pernah terpisahkan oleh ruang dan waktu, kini mereka kehilangan teman dan sahabat terbaik untuk selama-lamanya.
Persahabatan tidak pernah bisa dihapus oleh waktu disaat segalanya saling mengikat dan menghubungkan layaknya garis Kathulistiwa yang menjulur kepenjuru Dunia menandakan ia menjadi penengah. Rahman Arif adalah teman yang sangat baik, rajin dan penuh tawa. Hari-harinya ia lalui penuh mimpi dan ambisi, yah,, ambisi untuk menjadikan Generasinya terbaik. Bukti kentalnya persahabatan Rahman, disaat sakit melandanya, ia  berjuang keras untuk sembuh melawan rasa sakit. Ingin melihat tawa dan canda sahabat dan keluarga barunya di Al Jauhar. Sakitnya berawal dari rasa sayang kepada Ibu, sosok yang menjadikan dirinya tangguh, ketika sakit itu mulai menjarah tubuhnya, Rahman ditanya oleh Ibunya “ Rahman sehat”
“ Alhamdulillah sehat bu” jawab rahman
   Padahal ketika itu rasa sakitnya mulai mengganggu aktivitasnya, tetapi karena tidak ingin menyusahkan kedua Orang tuanya, akhirnya ia simpan. Tetapi ia tidak pernah tahu akan menjadi lebih parah ketika sakit itu disembunyikannya sendiri dan menjadi temannya hingga akhir nafasnya. Itulah Rahman,,, karena kasih sayangnya,, pribadi yang baik, pendiam, penuh tawa tidak pernah berhenti kehabisan akal untuk membuat orang-orang disekitarnya terhibur. Sosok yang rajin tidak pernah marah, ketika teman-teman membuat kamar kotor, Rahman adalah sahabat yang paling sering membersihkan kamar.
`   Kita tidak pernah tahu kapan ajal menjemput, yang pasti ia akan datang dan tanpa memberi tahu. Rahman,,,, ketika sakitnya perlu perawatan intens, ia harus dirawat penuh perhatian khusus, yang ada dalam benaknya adalah “ kapan kembali ke pondok”. Ini adalah kalimat yang selalu ia ucapkan kepada Ayahnya. Kapan kembali kepondok. Ia ingin bertemu sahabat-sahabatnya, keluarga barunya yang membuat hidupnya penuh warna, tawa, dan bahagia.
Ada kejadian yang membuat hati ini terharu, disaat belum menemukan perubahan yang  positif dari penyakitnya, Rahman memaksakan diri untuk bertemu dengan Guru dan sahabat-sahabatnya. Tentu Ayahnya tidak mengizinkan, melihat kondisi yang melemah, tubuh Rahman harus terbaring dikasur tidak bisa bergerak kecuali dengan bantuan orang lain. Tangan dan kakinya kaku, pandangannya kosong, sedangkan tubuhnya semkain mengecil termakan penyakit, hanya 1 yang tidak berubah disaat sakitnya semakin parah. Persahabatan,,, yah,, persahabatan yang kental, ia ingin melihat tawa teman-temannya, Ia ingin bercanda bersama teman-temannya, ia ingin mewujudkan mimpi bersama sahabat-sahabat yang ia cintai. Ia ingin meraih 100 mimpi-mimpi yang telah ditulis dalam catatan hariannya bersama Marvelous Generation. Itu yang tidak pernah pudar, apa pun kondisinya saat itu, tubuh yang mengecil, pandangan kosong tanpa makna sekalipun, ia bersikukuh untuk datang ke Pondok Modern Al Jauhar. Tempat yang telah menjadi bagian dalam hidupnya, tempat yang menjadi catatan terbaik dalam perjalanannya selama ini.
Melihat keinginan Rahman yang tidak bisa diwakili oleh hal apa pun kecuali datang ke Jauhar, Ayahnya terpaksa memenuhi keinginannya. Perlu di catatat, tempat tinggal Rahman Arif berada di Sumatra Utara, sedangkan dari Sumatra Utara ke Duri, Riau membutuhkan 1 hari perjalanan. Ini benar-benar memakan waktu dan tenaga yang banyak, tapi tidak menjadi halangan bagi Rahman, ditengah kondisi tubuh yang melemah. Pondok,,,,, mungkin menjadi obat yang terbaik pikir Ayahnya dalam hati.
Sampainya ditempat, seluruh sahabat-sahabatnya menyambutnya penuh haru, tangis yang tersimpan dari senyum-senyum mereka. Mereka sedih dan tidak sanggup melihat kondisinya. Karena tidak ingin Rahman sedih melihat sahabat-sahabatnya bercucuran air mata. Rahman senang, bahagia ini bagian dari mimpinya untuk melihat sahabat-sahabatnya. Kedatangannya di Pondokpun disambut oleh seluruh santri dan Guru-guru, ternyata keingian Rahman untuk datang ke pondok dilihat guru-gurunya adalah moment terakhir yang dia saksikan. Waktu itu adalah waktu terakhir dia memijakkan kakinya di Pondok Al Jauhar tercinta. Rahman, kau bisa sembuh!!!
Seluruh teman-teman memberikan motivasi kepada Rahman, agar dia memiliki ruh baru untuk bangkit, memiliki semangat baru untuk bisa sembuh. Bagi Rahman itu bukanlah prioritas ,,,,,, yang paling penting adalah bisa melihat wajah-wajah sahabat terbaiknya, melihat senyum sahabatnya yang tidak akan pernah dia lupakan.
Ramadhan adalah waktu terbaiknya saat itu, Ramadhan terakhirnya. Karena jiwa persahabatan yang sudah melekat dalam diri, meskipun sudah menjadi alumni, mereka tetap menjenguk Rahman. Seluruhnya menganggap Rahman adalah keluarga, sahabat yang tidak bisa dipisahkan dalam perjalanan Marvelous sampai saat ini. Ada pengalaman yang penulis temukan ketika ikut menjenguk Rahman. Seperti yang sudah kita gambarkan keadaan Rahman, bagian tubuh sebelah kiri tidak bisa digerakkan, tapi bukan struk.  Rahman belum cukup tua untuk struk kata dokter. Ini penyakit yang belum keluarga Rahman temukan. Tetapi yang membuat penulis takjub adalah, kesungguhan, semangat, dan tidak pernah menyerah diperlihatkan Rahman dan keluarganya, tidak terlepas sahabatnya yang ikut mencarikan alternatif agar dia bisa sembuh kembali.
        Ditengah kondisi yang sulit, Ayah Rahman masih bisa tersenyum menemani Rahman sepanjang waktu. Tentu doa Ibunya yang selalu terucap setiap sujud. Rahman,,, yah,,,,, sosok yang tangguh, Rahman benar-benar tangguh. Lidah yang susah sekali untuk berbicara, tidak mampu Rahman berbicara jelas, tetapi selalu menjawab dan mengikuti apa yang diminta temannya, seperti bertanya. “Rahman ,, ini siapa” ??? “ jasmaadhii”  jawab Rahman kesulitan.. ketika diminta untuk menggerakkan kakinya sebelah kiri, ia kesulitan tetapi berusaha untuk menggerakkan. Tangguh,,,,,, Rahman benar-benar tangguh, sabar menghadapi cobaan yang Allah SWT berikan. Sangat terlihat jelas, jika pembaca berada disamping Rahman,,, ia benar-benar ingin sembuh,,, ingin sembuh untuk bisa bersama dengan teman-temannya. Ia benar-benar menyayangi sahabatnya.
Rahman sangat menyayangi guru-gurunya, ini bukanlah opini belaka. Lagu perpisahan Marvelous tentang guru, adalah ciptaan rahman Arif. Ia mencurahkan kasih sayangnya melalui  bait-bait lagu. Ketika Ayahnya menanyakan Rahman sebelum ke pondok “ siapa guru yang paling kau sukai??”
“ Semua!!!” jawab Rahman tanpa ragu
      Rahman mengetahui dan merasakan betapa besarnya jasa seorang Guru bagi dirinya hingga saat ini. Ia merasakan betapa hebatnya sosok guru yang tidak pernah lelah mendidik dirinya. Rahman selalu berdoa agar apapun kebaikan yang akan Allah berikan kepadanya, ia selalu meminta agar gurunya yang merasakan dahulu, dan jika kesulitan yang akan Allah berikan, maka dia meminta agar dirinya terlebih dahulu merasakannya. Mungkin ketika Rahman sakit, dan mengetahui betapa sakitnya yang ia derita membuat dirinya menyerah. Ia meminta agar menimpakan semua penyakitnya dan tidak ingin sahabat-sahabatnya merasakan apa yang sekarang ia rasakan. Rahman,,, ketika dijenguk oleh teman-temannya, tidak pernah sekalipun memperlihatkan bahwa dirinya sedang kesulitan. Sama sekali tidak pernah. Disaat seluruh temannya datang ia selalu memperlihatkan ketangguhan dirinya, menyampaikan secara tersirat bahwa yang ia rasakan tidak perlu di tangisi oleh sahabat-sahabatnya.  AKU TIDAK APA-APA SAHABATKU!!!!!
Meskipun kini Rahman sudah tiada,,,,,, yakinlah dalam diri kalian akan selalu merasakan cintanya, kentalnya persahabatan yang selama ini menjadi darah daging dalam dirinya.
    Ayah Rahman : Rahman Arif meningga bukan karena operasi, tetapi karena kondisi fisiknya yang semakin melemah. karena perjalanan jauh dari Duri-Sumut. dan bahkan diakhir nafasnya, ia selalu bertanya kepada saya, " ayah,, kapan ke pondok?" itu berkali-kali Rahman ucapkan kesaya.
     Benar-benar membuat hati ini terharu, betapa tidak,,, Rahman masih memiliki segunung motivasi untuk bisa bersama kembali dengan sahabat-sahabatnya.tidak peduli bagaimana kondisinya, yang ada dalam benaknya hanyalah kembali ke pondok. Rahman meninggal bukan karena gagal nya pengobatan atau karena operasi, tetapi akibat kelelahan di perjalanan yang sangat jauh. 1 hari jarak antara Duri-Sumut. artinya,, selain Tadir yang sudah menentukan bahwa ajalnya akan berakhir ketika itu, tetapi ada yang perlu Kita garis bawahi, bahwa sampai akhir hayatnya pun, ia masih ingin bersama sahabat-sahabatnya, bahkan ia meninggal karena lelahnya perjalanan menuju tempat sahabt-sahabatnya belajar. ini adalah perjuangan yang sangat menakjubkan.  yang ada dalam benaknya, sahabat, pondok, sahabat, pondok,,,, perjuangan yang besar bagi Rahman. jelas ini membuat siapapun Sahabat Marvel terpukul dengan kepergiannya.



sahabatku,,,,, meskipun aku nanti tidak bisa bersama kalian, tapi yakinlah,,, jiwa ini selalu bersama Marvelous Generation. kalian adalah sahabat terbaikku yang Allah utuskan untuk bisa menemaniku hingga sampai sekarang ini. sahabatku,, sakitku ini tidak membuat diriku menyerah,, waktulah yang menyerah karena aku tidak pernah mengeluh dengan sakit yang kuderita. kalian harus bisa mewujudkan mimpiku teman,,,,,,! mimpiku adalah melihat kalian bahagia. Jadilah Biru yang mewarnai dan memberikan kesejukan. Kita pernah mengatakan dan bermimpi untuk menjadikan gerakan Kita berkah bagi orang lain. bukankah Kita  pernah berikrar tentang nama Kita.

Marvelous Generation adalah sebuah nama yang memiliki ribuan makna yang didalamnya terdapat untaian mutiara kehidupan dan menggoreskan kobaran api yang membara pada semangat dan asa yang tidak akan pernah sirna.
Jernihnya Biru bagaikan Samudra yang membentang luas mengarungi Benua melambangkan kebersamaan tiada pembatas dalam menghadapi gemuruh ombak yang menerjang bagi Peradaban Qur`ani dan Islami.
Dan Jernihnya Biru bagaikan langit yang menjadi pelindung  bagi Jagat Raya melambangkan keberanian dalam menegakkan kebenaran dan menumpas kebatilan.
Dan  Jernihnya Biru bagaikan Garis Kathulistiwa yang menjadi satu penghubung melambangkan sosok pemimpin yang bersikeras dalam menjalin tali persaudaraan insan demi tercapainya masyarakat madani.
 Dan Biru, bagaikan bola dunia melambangkan suatu tekad yang bulat menyatukan niat dengan kekuatan doa yang selalu menjaga nama baik bangsa. !!!!
kini tibalah saatnya Sang Biru mengukir tinta emas,!!!!!
Sang Biru mengukir sebuah Sejarah,,!!!!!
Sang Biru mengukir sebuah nama yang di kemas sederhana memiliki ribuan makna yang berharga.

    Bukankah Kita telah menyampaikan ikrar  dengan lantang dan penuh semangat sahabatku,,,, teruskanlah perjuanganku dengan semangat kalian yang melambung tinggi bak gunung yang menjulang, luas bak samudra yang terbentang, sahabtku,,,  jadilah sang biru yang memiliki semangat juang ,,,, aku harus istirahat lebih lama, meninggalkan kalian .......

    Ini adalah curahan hati Rahman yang ia sampaikan melalui bait-bait lagu, bukti cintanya kepada Guru-guru di Pondok Modern Al Jauhar, karena selama ia belajar, semua yang ia dapatkan tidak pernah lepas dari peran Guru yang hebat.

                                                                    GURUKU
Dikalaku duduk sendiri 
tiada yang menemani
tiada bulan dan bintang
yang menghiasi malam
       semua jasamu guru
       tak kan mampu kubalaskan
       semua yang telah kau berikan
       tak kan pernah kulupkan
betapa mulia jasamu guru,,,
  disetiap malam gelapku
  kau hadir membawa cahaya
  kau telah mendidik kami
  menjadi insan yang berbakti

      Lagu inipun yang dinyanyikan oleh sahabat-sahabat Rahman ketika Khataman Santri Akhir,  mereka menyanyikan dengan penuh deraian air mata, tidak sanggup merasakan kesedihan mereka,  kehilangan sahabat yang seharusnya berada di sekeliling mereka untuk menyanyikan bersama, tanda cinta mereka kepada Sang Guru.
Persemayaman terakhir Almarhum,,,
detik-detik di akhir Almarhum



masa kecil Almarhum


 Ibu yang tidak pernah berhenti mendampingi
 di Detik-detik terakhir Almarhum 


Doa sahabat yang tidak pernah putus,

ayah yang tangguh,,,,,,,engkau telah memiliki anak yang baik.
Allah akan memberikan tempat terbaiknya,

sakitmu menggugurkan dosa-dosamu sahabatku




Add caption

tangguh,,,,,,!

Prestasimu telah tergores dalam catatan Marvelous

Almarhum  diacara lomba maraton

Alamrhum ketika masih sehat dan mengikuti kegiatan Pondok

Sahabat untuk selamanya

Agung, Adi, Almarhum, Danil, Zaki

Yofi, Almarhum,Aa` Rifa`i

tidak ada lagi tawamu setelah hari ini.

Mahmuda : Kami menyayangimu !!! doa kami untukmu sahabat!!

Siis Kurniawan ,Almarhum, Atmunadi

Almarhum  ketika reuni dengan teman-teman SD
bukti bahwa kentalnya jiwa persahabatannya

Marvel :Catatanmu sudah ada dalam hati kami Rahman !!!!

Almarhum telah menciptakan lagu perpisahan untuk sahabat
Marvelous Generation

Neymar adalah salah satu idolanya di olahraga kulit bundar

SELAMAT JALAN SAHABAT TERBAIK KAMI
Khataman Marvelous Generation Alumni Jauhar Tahun
2016




Mahmuda, Heri, Zaki, Almarhum, Adi
kita tetap bersama,, teman!!!

ini adalah catatan kecil tentang Almarhum, untuk mengenal sosok yang tangguh dan penyabar ini.
Marvel telah kehilangan sahabat terbaik. sahabat Marvelous sagat menyayangi almarhum, tetapi Allah lebih menyayanginya, kasih sayang Allah mengalahkan kasih sayang siapapun. 
selamat jalan sahabat terbaik kami,,,,,,!!!!!




Marvelous Generation 616 : kepada pembaca dimanapun berada, kami mewakili Ahlul Bait, jika ada hutang Almarhum yang harus dibayar, bisa disampaikan ke kami, dan jika selama Almarhum  bergaul dengan Pembaca memiliki kesalahan tutur kata dan sikap, maka kami dengan sangat berharap untuk memaafkan Almarhum. JAZAKMULLLAH 

Share :

0 komentar:

Posting Komentar